~**~ ,...bersabarlah dengan CINTA-mu....~**~


“Bersabarlah dengan Cintamu”

Cinta itu laksana desiran angin, tak perlu tergesa, berlari dan berlari untuk membuktikan keberadaannya. Cukup rasakan desirannya sebagai bukti adanya. Tak usah tergesa mendahului rahasia-Nya. Semua manusia saat ini dan seterusnya sedang berlari mengejar harapannya masing-masing. Berjalanlah, jangan terhenti atau menanti. Karena, selama itu engkau berhenti selama itu pula engkau tertinggal.


Airmata adalah bahasa kejujuran.
Cerminan hati yang lembut, yang mencintai keindahan.
Biarkan ia menetes hingga resah itu hilang, jika resah itu masih bersemayam, maka biarkanlah ia mengadu kepada peraduan terindahnya. Allah. Allah-lah sebaik-baiknya tempat untuk mengadu.

Kita tidak memiliki tubuh ini.
Kita tidak pernah memiliki mereka yang mencintai tubuh ini.
Raga ini milik Allah, jiwa ini kepunyaan Allah, hati ini ciptaan Allah, merekapun milik Allah. Bahkan, cinta itupun milik-Nya. Sepercik cahaya ketenangan yang ditebarkan untuk kebahagiaan hamba-hamba-Nya yang beriman dan memahami. Segera redam gemuruh itu, palingkanlah hatimu dari cemburu yang menipu. Jika cintamu tak bersambut, maka kembalikanlah kepada-Nya. Murnikan kembali agar ia tetap bercahaya, karena disanalah cintamu tidak akan pernah disia-siakan!

Tidak usah risau jika engkau benar, teguhlah karena semesta fana ini milik Allah! Ingatlah bahwasannya kesedihanmu dihari ini tidak akan mengurangi kesedihan-kesedihan yang mungkin akan terjadi dihari esokmu. Kebahagiaanmu hari ini tidak akan mengurangi kebahagiaan-kebahagian yang mungkin akan engkau temui besok hari. Jadi berbahagialah, agar kebahagiaanmu lebih lama.

Hati manusia itu sejatinya indah dan cendrung terhadap keindahan, fitrah hati manusia itu indah dan senantiasa ingin menunduk kepada Yang Maha Indah, namun berbagai bisikan telah memalingkannya. Hingga dunia yang begitu luas ini terasa sempit, sesungguhnya hati kitalah yang sempit.

Jika embun tak lagi bening, maka jangan salahkan debu atau dedaunan yang setia menahannya semalaman. Daun pun tak pernah menyalahkan angin ketika ia terlempar, ketika satu persatu mulai menguning mereka ikhlas merelakan pucuk-pucuk segar yang mengintip di celah ranting yang menggantikannya.

Pahamilah, ini adalah tentang pemahaman. Engkau tidak salah, sakit hati itu tak lain hanyalah buah dari pemahaman yang salah. Hatimu terasa sakit karena ia penuh dengan keduniawian. Pahamilah lagi, karena didalam pemahaman terukir indah untaian maaf, empathy dan cinta bahkan Ikhlas!

“Adikku pahamilah, bahwasannya setiap gesekan yang memilukan itu hanyalah cara Tuhanmu, untuk mempertajam mata hatimu. Agar engkau peka terhadap dunia yang tak terduga ini, agar engkau siap dan sigap dalam menangkap berbagai hikmah dan pembelajaran yang bertebaran di semesta-Nya ini”.
Jika bukan dengan gesekan itu, lalu dengan apakah lagi sebuah mata pisau akan tajam?
Setiap butiran air mata yang terjatuh tidaklah diam, ia menembus jarak dan waktu untuk mengadu keperaduannya. Maka bersandarlah! Sandarkan jiwa ragamu kepada Al Baqi, Allah Yang Maha Kekal. Mintalah, adukan setiap keluh kesahmu kepada-Nya, kepada-Nya saja..

Sederhanalah..
Berlembutlah terhadap kata-kata kasar yang menamparmu.
Merendahlah, jangan segan untuk merendahkan hati serendah-rendahnya.
Karena semakin hati kita merendah, semakin Allah mengangkat derajat kita.

Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda;
"Barangsiapa rendah hati kepada saudaranya semuslim maka Allah akan mengangkat derajatnya, dan barangsiapa mengangkat diri terhadapnya maka Allah akan merendahkannya”[ ].

“Merendahlah, karena air hanya akan mengalir ke lembah lembah yang rendah. Melembutlah! Karena air hanya akan meresap kepada tanah yang lembut”.

Hatimu laksana radar kendali, disana ada cahaya yang akan menuntunmu kemanapun langkahmu terayun, dengarkanlah fatwanya. Tak ada yang lebih halus dari suara hati di kala ia menegurmu tanpa suara. Tak ada yang lebih jujur dari nurani, ketika ia menyadarkanmu tanpa kata-kata. Tak ada yang lebih tajam dari mata hati, ketika ia menghentak kita dari berbagai kesalahan dan kealpaan yang berulang.

Maksimalkan professionalitas dalam beramal. Awali dengan do’a disetiap permulaanya, jaga kadar keistiqamahan dijalanannya. Taburi senyuman berkualitas disetiap persimpangannya. Tanamkan keikhlasan disetiap kegagalannya, dan berbaik sangkalah kepada Allah agar tak ada gelisah disetiap pengujungnya. Apapun itu. Insya Allah, disana tunas-tunas kebahagiaan akan bertebaran disetiap jalanan yang engkau lalui.

“Cinta akan mengajari dan memberimu sayap untuk terbang, melintasi harapan-harapan. Namun cinta tidak mengajarimu cara untuk kembali kebumi, cinta akan meninggalkanmu di tempat yang tidak kamu kenal diatas angan sana. Sementara engkau harus kembali terbang ke bumi. Persiapkanlah sayap untuk mengimbanginya. Persiapkanlah sebelum cinta itu terjatuh dan menjatuhkanmu”.

Boleh jadi engkau menyukai banyak hal, tapi pasti, cinta yang haqiqi itu hanya satu. Mungkin cintamu itu terbagi, terjatuh, terbalas dan bersahutan bersama sosok di berbagai persimpangan dan situasi, tapi pasti semuanya tak abadi. Ada ujung dan kekecewaan, karena semuanya fana. Cinta itu tak akan lama selama kita mencintai hal-hal yang fana. Tak akan ada yang abadi jika cinta itu bersandar kepada kepada hal yang tak abadi, semuanya akan hilang disebuah ujung yang tidak engkau ketahui. Disana keabadian itu hanyalah sebuah hayalan..

“Sedahsyat apapun badai kegelisahan yang datang, pasti ia akan kembali; kembali kelautan. Ketahuilah, bahwasannya gelombang ujian itu akan selalu datang. Jangan menghabiskan energi untuk menghindar atau melawannya, sikapi dengan tenang dan cerdas! Bangkit dan berselancarlah bersamanya, berselancarlah bersama deru derunya, dan temukan keindahannya...”

Buktikanlah bahwa pilihan Allah tidak akan pernah merugikanmu.

“Cinta Sejati adalah Cinta yang senantiasa bersahutan, berderu-deru dalam gemuruh ombak, beriak di gelisah lautan, diam dalam ketenangan ikan-ikan, indah dalam kesedihan, nikmat dalam kekecewaan dan tidak mati dengan kematian. Cinta yang akan tetap indah, meski terbagi miliyaran angka tak terbatas semesta.. Itulah Cinta yang terlahir dari kemilau cahaya Mahabbatullah, kenikmatan yang hanya ada dalam istana hati yang megah dan kokoh bersama pilar-pilar Iman”

Arahkan cinta itu untuk meraih Cinta-Nya. Agar Tuhanmu ridha kepadam...

- Menyelami "Rehab Hati" Halaman 194 -
 Rehab Hati, hal. 194
♥ Nuruddin Al Indunissy ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar