Tampilkan postingan dengan label cinta teragung. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cinta teragung. Tampilkan semua postingan

Kumpulan Kisah Hikmah dan Unik

mutiara hikmah
 
 

Pada suatu hari Imran bin Haththan menemui istrinya. Secara fisik, Imran memang buruk, berjerawat dan pendek. Sedangkan istrinya cantik jelita. Tiap kali dia memandang istrinya, si istri kelihatan semakin cantik dan jelita. Dia tidak dapat menahan diri dari memandang istrinya terus-menerus. Lantas istrinya berkata, “Ada apa dengan dirimu?” Dia menjawab, “Segala puji bagi Allah. Demi Allah, kamu perempuan yang cantik.” Si istri berkata, “Bergembiralah, karena sesungguhnya saya dan kamu akan masuk surga.” Dia bertanya, “Dari mana kamu tahu hal itu?” Istrinya menjawab, “Sebab, kamu telah dianugerahi istri seperti aku, dan engkau bersyukur. Sedangkan aku diuji dengan suami seperti kamu, dan aku bersabar. Orang yang bersabar dan bersyukur ada di dalam surga.”

Cinta Menuntut Penunggalan Kekasih Tanpa Memadunya Dengan Yang Lain


Dusta orang yang mengaku memiliki dua cinta
laksana kedustaan Al-Manawiyah dalam dasar agama
tidak ada tempat bagi dua kekasih dalam satu hati
satu urusan tidak bisa dituntun dari dua sisi
seperti hati yang tiada mengetahui pencipta,
kecuali satu yang Maha Pengasih atas segalanya
Begitulah hati yang hanya ada satu tiada bertenaga
tak peduli jauh atau dekat dengannya
 begitu pula agama yang hanya ada satu
kufur jika ada yang mengikuti dua agama

SEUNTAI KATA TENTANG CINTA





Cinta bagaikan gema, engkau kirimkan kepada orang-orang disekelilingmu, lalu ia kembali kepadamu.
Engkau tebarkan dilingkunganmu, ia kembali kepangkuanmu.
Apa yang engkau lihat pada orang lain engkau dapatkan pada dirimu. Mereka pun memberikan kepadamu cinta dan kasih sayang.
Engkau yang melukis jalan yang akan dilalui mereka dalam bersikap kepadamu. Jika engkau bersikap baik kepada mereka dan mencintai mereka, niscaya mereka mencintaimu.
Kalau engkau memberikan faedah untuk mereka, mereka akan memberimu faedah.
Pasti! Saling mencintai dan mengasihi itu karena dan dijalan Allah.
Dan orang yang paling pertama mendapatkan cinta dan kelembutan perasaanmu adalah orangtua, istri atau suami dan anak-anakmu.

seuntai kata tentang CINTA




Cinta bagaikan gema, engkau kirimkan kepada orang-orang disekelilingmu, lalu ia kembali kepadamu.
Engkau tebarkan dilingkunganmu, ia kembali kepangkuanmu.
Apa yang engkau lihat pada orang lain engkau dapatkan pada dirimu. Mereka pun memberikan kepadamu cinta dan kasih sayang.

Ayat-Ayat Cinta




قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ

وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ


“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[QS. Ali ‘Imraan: 31]


JIKA CINTA ADALAH KETERTAWANAN




٭٭٭٭٭٭٭٭٭٭٭٭٭٭٭



Ya Aziz …..
Jika cinta adalah ketertawanan
Tawanlah aku dengan cinta kepada-Mu
Agar tidak ada lagi yang dapat menawanku selain Engkau.....

Ya Rohim.......
Jika cinta adalah pengorbanan .....
Tumbuhkan niat dari semua pengorbananku
Semata-mata tulus untuk-Mu
Agar aku ikhlas menerima apapun keputusan-Mu....

Ya Robby.......
Jika rindu adalah rasa sakit yang tidak menemukan muaranya
Penuhilah rasa sakitku
Dengan rindu kepada-Mu.....
Dan jadikan kematianku sebagai
Muara pertemuanku dengan-Mu

Ya Allah......
Jika kasih adalah kebahagiaan yang tiada bertepi
Tumbuhkan kebahagiaan dalam hidupku
Di saat ku persembahkan sesuatu kepada-Mu

Ya Robby......
Jika sayang adalah sesuatu yang mempesona
Ikatlah aku dengan pesona-Mu
Agar damai senantiasa ku rasakan
Saat terucap syukurku atas nikmat dari-Mu

Ya Allah.....
Hati ku hanya cukup untuk satu cinta
Jika aku tidak dapat mengisinya dengan cinta kepada-Mu
Kemanakah wajah ku hendak ku sembunyikan dari-Mu

Ya Rohman.....
Dunia yang Engkau bentangkan begitu luas
Bagai belantara tak dapat ku tembus
Di malam yang gelap gulita
Terangi aku dengan cahaya-Mu
Agar tidak tersesat aku dalam menapakinya

Ya Ar-Rohim.....
Berikanlah alas kaki kepada hamba
Agar jalan yang ku lewati terasa nikmat
Mesti penuh bebatuan runicng  & duri tajam
Hamba sadar semua ini milik-Mu &
suatu saat jika kau kehendaki semuanya akan kembali jua kepada-Mu


Ya Robby.......
Jika rindu adalah rasa sakit yang tidak menemukan muaranya
Penuhilah rasa sakitku
Dengan rindu kepada-Mu.....
Dan jadikan kematianku sebagai
Muara pertemuanku dengan-Mu

Ya Allah......
Jika kasih adalah kebahagiaan yang tiada bertepi
Tumbuhkan kebahagiaan dalam hidupku
Di saat ku persembahkan sesuatu kepada-Mu

Ya Robby......
Jika sayang adalah sesuatu yang mempesona
Ikatlah aku dengan pesona-Mu
Agar damai senantiasa ku rasakan
Saat terucap syukurku atas nikmat dari-Mu

Ya Allah.....
Hati ku hanya cukup untuk satu cinta
Jika aku tidak dapat mengisinya dengan cinta kepada-Mu
Kemanakah wajah ku hendak ku sembunyikan dari-Mu

Ya Rohman.....
Dunia yang Engkau bentangkan begitu luas
Bagai belantara tak dapat ku tembus
Di malam yang gelap gulita
Agar tidak tersesat dalam menapakinya

Ya Ar-Rohim.....
Berikanlah alas kaki kepada hamba
Agar jalan yang ku lewati terasa nikmat
Mesti penuh bebatuan runcing  & duri tajam
Hamba sadar semua ini milik-Mu &
suatu saat jika kau kehendaki semuanya akan kembali jua kepada-Mu

آمِيْنَ يَارَبَّ لْعَالَمِيْنَ

Cinta Sejati Dalam Islam



Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.


Dengan Islam Kupinang Cinta: Melihat Dan Menangani Cinta Dengan Psikologi Islam


“Ketika kau terpikat cinta, Islamikanlah dia. Ketika sayapnya merengkuhmu, serahkanlah dia pada Al-Qur’an. Jadikanlah virus yang tersembunyi di balik sayapnya dan vaksin di hatimu.
Seumpama kita sesak napas terdekap olehnya, Al-Qur’an akan melapangkan kita, hingga kita menjadi sabar dan tegar. Dan kemudian, Allah akan menyinari pelayaran cinta kita dengan cahaya-Nya, hingga kita siap menjadi penyelam suci yang memancarkan kekudusan Tuhan.”


Mau tahu siapa yang pantas kita cinta


696666999999666999999666666966666966666696666666669666696666696 696669999999969999999966669696666966666696666666696966696666696 696666999999999999999666696669666966666696666666966696699999996 696666669999999999996666966666966966666696666669666669696666696 696666666699999999666666999999966966666696666669999999696666696 696666666666999966666666966666966966666696666669666669696666696 696666666666699666666666966666966999999699999969666669696666696

INGIN TAHU SIAPA YANG PANTAS KITA CINTAI?
1. Block angka diatas
2. Tekan CTRL+F
3. Lalu tekan angka 9 di keyboard
4. Kemudian Tekan CTRL+Enter

·٠•●♥ Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ♥●•٠·˙Seven Qualities that Allah Loves & Seven Qualities that Allah does not love˙˙·٠•●♥ Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ♥●•٠·˙˙

 





Seven Qualities that Allah Loves


1. Tawbah (Repentance)


"...For Allah loves those who turn to Him constantly (in repentance)..." (Surah Al Baqarah 2:222)



Repentance is a form of detoxification – Sincere repentance cleanses and beautifies the Iman (faith).

We all commit sins but Allah loves those who after committing sins, seek forgiveness with deep sorrow and regret.



This is the only way by which the past can be set right. Allah has a concern for those He loves, therefore each time we slip and relapse into the abyss of desires and sincerely repent, He (exalted be Him) leads us out of it to the summit of forgiveness and further relieves us of hardship and provides for us.


2. Taharah (Purification)


"...Allah loves those who keep themselves pure and clean." (Surah Al Baqarah 2:222)

This is the external purification. The secret to this is performing the acts with the intention of following the example of the Prophet (peace and blessings be upon him).



The removal of filth from the body by performing wudhu (ablution) and ghusl (ritual bath) and removal of filth from the garment, body and place of prayer. They are acts that purify the body and radiate the Iman. It is a means by which Almighty Allah will wipe out our sins and raise our ranks.


3. Taqwa (Piety)


"...for Allah loveth the righteous (the pious)." (Surah Al Tawbah 9:4)

The fear of Allah is the source of a pure soul – it is borne out of love and obedience. Thus, a pious person is constantly driven to do good only.



He/She is humble and does not flaunt piety in front of others. The fear of Allah beautifies the Iman and is the origin of all good as one continues to strive to do only what pleases Allah and stay away from the things that would displease him.



Piety is an internal quality as the Prophet (peace and blessings be upon him) said,

"The piety is here, (and while saying so) he pointed towards his chest thrice." (Sahih Muslim, Book #032, Hadith #6219) and it is a quality that puts us above others in the sight of Allah.



4. Ihsan (Goodness & Perfection)


"...for Allah loves those who do good;-" (Surah Ali 'Imran 3:134)



Prophet Muhammad(pbuh) says,

"Ihsan is to worship Allah as if you see Him, and if you cannot achieve this state of devotion then you must consider that He is looking at you." (Sahih Bukhari, Book #2, Hadith #47)



Ihsan goes beyond a noble trait; it is an integral part of Islam. It is the secret to an attentive heart – knowing that Allah is watching everything. This fills the heart with respect and veneration and one becomes too embarrassed to go against Allah's commands. It promotes performance of good deeds for the sake of Allah and not for show-off or to gain praise or fame.


5. Tawakkul (Trust in Allah)


"...For Allah loves those who put their trust (in Him)." (Surah Ali 'Imran 3:159)

The secret and reality of trust in Allah is the reliance of the heart on Allah alone. Therefore trusting in Allah by word of mouth is different from trusting in Him by the heart.



Reliance is doing and hoping; doing everything necessary within one's capability to achieve one's aim and hoping with tranquility of heart and soul and putting one's trust in Allah with firm belief that whatever the outcome might be, it is as a result of the Will of Allah and His Decree.



One should never feel that too much time has passed by without supplications being answered; rather we should always place our hope on the One who is able to do all things. Prophet Muhammad (peace and blessings be upon him ) says, "If you all depend on Allah, with due reliance, He would certainly give you provision as He gives to birds who go forth hungry in the morning and return with full bellies at dusk" (At-Tirmidhi)


6. Qist (Justice)


"...for Allah loveth those who judge in equity." (Surah Al Ma'idah 5:42)

"...for Allah loves those who are fair (and just)." (Surah Al Hujurat 49:9)

Justice is a prerequisite to peace which is missing in our contemporary society. It involves giving other people the right we give ourselves, treating people the way we would like to be treated.

Justice sounds like a word meant for the leaders alone but rather it affects us all.

It means:

- To be equitable in speech and in actions.
- With no degree of discrimination or false testimony.
- It involves being fair with regards to one's family and those who are in our custody; justice between children by not giving one preference over the other.
- By not committing wrong against oneself such as engaging in sinful practices and immoral acts.
- Justice with Allah in not associating any being with Him in worship and obedience.



7. Sabr (Patience)


"...And Allah Loves those who are firm and steadfast (As-Sabirin (the patient))." (Surah Ali 'Imran 3:146)

Patience is one of the most noble of virtues and traits. It is to endure what one dislikes with a sense of acceptance and submission and anticipating Allah's reward.



Ali (may Allah be pleased with him) said: "patience to Iman is like the head to a body: if the head is cut off, the body perishes as well." (Gems and jewels – wise sayings, interesting events & moral lessons from the Islamic history, compiled by Abdul-Malik Mujahid (Darussalam))



Muslims should adhere to patience when afflicted with calamity and should not yield either to desperation nor despondence because if we are patient, everything that was destined and preordained for us will occur and we will be rewarded. If we complain and are hopeless, then all that was destined for us will still occur, but we will be blamed for our impatience at Allah's Will.



Seven Qualities that Allah does not Love

1. Israaf (extravagance)


"...But waste not by excess: for Allah loveth not the wasters (Al-Musrifun (those who waste by extravagance))." (Surah Al An'am 6:141)



Excessive spending and lavishness in everything is the core of evil and leads to greater evil. It makes one forget the hereafter and preparing for it. Such acts would be a cause of humiliation and disgrace on the Day of Judgment.



That is why Almighty Allah has prescribed zakah (obligatory alms) and sadaqah (voluntary charity) in order to bless the wealth and to curb extravagance in eating, drinking, clothing and in everything we do.


2. Istikbaar (Pride)


"...verily He loveth not the arrogant (proud)." (Surah Al Nahl 16:23)

And the Prophet says,

"Pride is to completely disregard the truth and scorn (looking down upon) the people" (Muslim)

Sometimes a person might be deceived by his/ her knowledge, wealth and property, lineage and ancestry, or worship and be arrogant and boastful.

Al-Hasan Al-Basri advised that: "Do not become proud merely because you worship often, for consider what happened to Iblis after he spent a great deal of time worshipping" (Gems and jewels – wise sayings, interesting events & moral lessons from the Islamic history, compiled by Abdul-Malik Mujahid (Darussalam))

Pride is among the greatest means of damage to a person's wealth and circumstances. It distances one away from Allah's love and "He who has in his heart the weight of a mustard seed of pride shall not enter paradise." (Sahih Muslim, Book #001, Hadith #0166)



3. Mukhtal fakhoor (Arrogant boaster)


"...for Allah loveth not any arrogant boaster." (Surah Luqman 31:18)



Being arrogant and boastful are a deadly combination – beauty, knowledge, wealth and noble lineage should be taken as gifts from Almighty Allah and one should be humble and grateful for them rather than make them a means of pride and oppression.



Servants of Allah cannot be true to themselves as long as they are flattering themselves, walking in an arrogant manner and looking down on people who are inferior to them and not mix with them. The one who is arrogant in this world will be disgraced on the Day of Judgment.

Prophet Muhammad says, "The arrogant will be gathered on the Day of Judgment in the form of small ants. Humiliation will surround them from everywhere." (At-Tirmidhi)


4. Udwaan (Transgression)


"...for Allah loveth not those given to excess (Transgression)." (Surah Al Ma'idah 5:87)

Human characteristics have limitations, which if surpassed would be transgression and if one falls short of it, it would be a defect – for example, generosity has a limitation, when surpassed, it becomes extravagance, when courage is surpassed, it becomes rashness; when ibadah (worship) is surpassed, one falls into the risk of adopting bid’ah - some of the Companions almost fell into this trap.



Narrated by Anas bin Malik: "A group of three men came to the houses of the wives of the Prophet asking how the Prophet worshipped (Allah), and when they were informed about that, they considered their worship insufficient and said, "Where are we from the Prophet as his past and future sins have been forgiven." Then one of them said, "I will offer the prayer throughout the night forever." The other said, "I will fast throughout the year and will not break my fast." The third said, "I will keep away from the women and will not marry forever." Allah's Apostle came to them and said, "Are you the same people who said so-and-so? By Allah, I am more submissive to Allah and more afraid of Him than you; yet I fast and break my fast, I do sleep and I also marry women. So he who does not follow my tradition in religion, is not from me (not one of my followers)."" (Sahih Bukhari, Book #62, Hadith #1)



Therefore, moderation is the best way to deal with all matters – it is not to exaggerate and make it hard for ourselves by prohibiting the permissible things. And not to transgress the limits by excessively indulging in the permissible matters but rather we should only use what satisfies our need and not fall into extravagance.


5. Zulm (Evil, wrongdoing)


"...but God loveth not those who do wrong (Zalimun (oppressors, polytheists and wrong doers))." (Surah Ali 'Imran 3:57)

This is a reprehensible trait whose existence spoils the Iman and darkens the heart. The wrongdoers are those who have chosen the tempting transient life instead of the hereafter. All acts of wrongdoing such as stealing, breach of trust, embezzlement, usurping the rights of others, and bribery, have serious consequences in the hereafter.

In a Hadith, Abu Dharr reported Allah's Messenger (may peace be upon him) as saying that Allah, the Exalted and Glorious, said: "My servants, I have made oppression unlawful for Me and unlawful for you, so do not commit oppression against one another." (Sahih Muslim, Book #032, Hadith #6246)


6. Khiyaanah (Treachery)


"...for Allah loveth not the treacherous." (Surah Al Anfal 8:58)

The treacherous one is two-faced and inconsistent in words and deeds. Acts of treachery lead to betrayal, disloyalty, perfidy, deception and hypocrisy which in turn soil the Iman.


7. Ifsaad (Mischief-making)


"...And Allah loveth not those who do mischief." (Surah Al Ma'idah 5:64)

This is a comprehensive term which includes great crimes, sins, oppression, carrying false tales, hypocrisy, tyranny and all kinds of mischief. All these acts are despicable and stain the Iman.


Hasten today to adopt the qualities that Almighty Allah loves and don't rest until they become second nature to you; hasten today to abandon all the qualities Allah does not love and don't relent until you hate them with all your heart. The Prophet said: "Faith wears out in the heart of any one of you just as clothes wear out, so ask Allah to renew the faith in your hearts." (Al-Haakim in Al-Mustadrak and Al-Haythami in Majma Az-Zawaa'id)

Therefore the key is supplication, resorting to Allah and sincere desire to please Him followed by action, so we say,




beloved to us and beautify it in our hearts." Aamiin"O Allah make Iman

sumber : Pink-Pearl  

HARAPAN CINTA



ku temukan mozaik cinta-NYA dalam deraian Asmaul Husna
di kala syahdu qolbu menderas firman-NYA
begitu lembut......................... tapi kuat meyakinkan
getaranmu teramat dekat wahai belahan jiwa
meski tak kuliha jelas di depan mata

aku yakin engkau ada
hati amat yakin jauh sebelum berjumpa
jauh sebelum bersapa
keyakinan telah mematahkan segala bimbang dan kelemahan
keyakinan telah mengehempasakan segala keputusasaan
keyakinan telah menepis segala kecurigaan
keyakinan telah membekukan beribu tanyaku dalam kemantapan
keyakinan itu pulalah yang telah membawa jejak langkanh kita menapak sejalan

kehadiranmu adalah bias cinta-NYA yang sempurna
dan kau adlah keajaiban yang ku pesan itu ... lama sebelum mengenal cinta
kau adalah separuh ruh ku yang terpisah jauh di sebrang sana ,... kau adalah bagian tulung rusuk ku
berkelana mengukir jejak langkah masing -masing ...untuk berjumpa di suatu masa

menatimu adlah rahasia Rabb alam semesta
ternyata kau tak harus letih ku cari
tapi kau telah di pilih Alloh jauh sebelum tercipta hari
dengan keagungan cinta Sang Maha Cinta
pertemuan barokah itu terasa begitu SEMPURNA




[Tausyah Ustadz Syatori Daarush Sholihat Yogyakarta ]

 

cinta untuk cinta



selaksa hati yang selalu merindu
pada damai dan bahagia
adalah cinta penyubur asa
di pelupuk jiwa yang menanti

hadirmu pasti namun kadang terabaikan
sebingkai cintai yang menghias kalbuku
bukan tuk meminta
namun tuk dipinta
itulah cintaMu

semakin kucari di dasar hati ini
semakin tak ada ruang kecuali untukMu
yang memenuhinya dengan Cinta

cinta untuk cinta....
kupeluk bahagia yang kunanti
hanya dengan cinta.
cintaMu untuk cintaku...
cintaku karena cintaMu

ANUGRAH CINTA

Bismillahirrokhmanirrokhiim,..


Cinta adalah salah satu pesan agung yang Allah sampaikan kepada umat manusia sejak awal penciptaan makhluk-Nya. Dalam salah satu hadis yang diterima dari Abu Hurairah, Rasulullah sholallohu alaihi wa sallam bersabda, ”Ketika Allah mencipta makhluk-makhluk-Nya di atas Arsy, Dia menulis satu kalimat dalam kitab-Nya, ‘Sesungguhnya cinta kasihku mengalahkan amarahku’.”(HR Muslim). Atau dalam versi yang lain, ”Sesungguhnya cinta kasihku mendahului amarahku.” (HR Muslim).
Dalam kehidupan manusia, cinta sering direfleksikan dalam bentuk dan tujuannya yang beragam. Ada dua bentuk cinta. Pertama, cinta karena Allah. Kedua, cinta karena manusia. Seseorang yang mencintai orang lain karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan mengarahkan cinta itu sebagai media efektif untuk saling memperbarui dan saling introspeksi diri, sudah sejauh mana pengabdian kita kepada Allah. Cinta model ini akan berujung pada kepatuhan total dan ketundukan tulus, bahwa apa yang dilakukannya adalah semata-mata karena pembuktian cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.
Seseorang yang mencintai orang lain karena manusia, akan banyak menimbulkan persoalan serius. Cinta ini sifatnya singkat, karena cinta model ini biasanya muncul karena dorongan material dan hawa nafsu. Dua hal yang sering membuat manusia lalai dalam kenikmatan duniawi.
Rabi’ah al-Adawiyah, seorang tokoh sufi terkemuka, suatu ketika pernah berlari-lari di jalan sambil membawa seember air dan api. Ketika ditanya oleh seseorang tentang apa yang sedang dilakukannya, Rabi’ah tegas menjawab bahwa ia membawa air untuk menyiram api neraka, dan membawa api untuk membakar surga. Rabi’ah memberikan alasan, bahwa hanya karena niat ibadah untuk memperoleh surga dan terhindar dari api neraka inilah, kebanyakan manusia melupakan tujuan hakiki ibadahnya. Padahal, ibadah bukanlah bertujuan untuk memperoleh surga atau menghindari neraka. Ibadah merupakan bentuk cinta tulus ikhlas kepada Allah semata.
Pergaulan hidup juga mesti dilandasi cinta. Dengan itu, kehidupan akan berjalan harmonis dan langgeng. Cinta yang diajarkan Allah Subhanahu Wa Ta 'ala adalah cinta yang berujung pada keabadian, karena Allah sendiri adalah Zat yang abadi dan tak pernah rusak. Maka, keabadian, keharmonisan, dan kesejahteraan umat manusia akan tercapai jika cinta yang ada pada diri manusia ditujukan semata-mata karena Allah. Allah Subhanahu wata'ala sendiri yang mengingatkan manusia, bahwa Dia tidak akan pernah mendahulukan amarah-Nya. Cinta Allah yang menyebar di alam semesta inilah yang menjadi bukti bahwa keharmonisan itu benar-benar terjadi.
Seseorang yang tidak melakukan cinta model yang Allah Subhanahu wata'ala ajarkan tidak akan berhasil mendapatkan cinta Allah. Dalam salah satu hadisnya, Rasulullah Sholallohu alaihi wa sallam bersabda, ”Siapa yang tidak mencintai manusia, maka ia tidak akan Allah cintai.” (HR Al-Bukhari). Model cinta yang Allah ajarkan adalah cinta tertinggi, kerena selain berakibat pada kebahagiaan abadi di akhirat, imbasnya bagi kehidupan dunia pun akan terasa.
                                                                           
                                                                                 Wallahu a’lam.