Ketika seorang muslim baik pria atau wanita akan menikah, biasanya akan timbul perasaan yang bermacam-macam. Ada rasa gundah, resah, risau, bimbang, termasuk juga tidak sabar menunggu datangnya sang pendamping, dll. Bahkan ketika dalam proses taaruf sekalipun masih ada juga perasaan keraguan.
Berikut ini sekelumit apa yang bisa saya hadirkan kepada pembaca agar dapat meredam perasaan negatif dan semoga mendatangkan optimisme dalam mencari teman hidup. Semoga bermanfaat buat saya pribadi dan kaum muslimin semuanya. Saya memohon kepada Allah semoga usaha saya ini mendatangkan pahala yang tiada putus bagi saya.
“Katakanlah: ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”[QS. Ali ‘Imraan: 31]
Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.
Terkait masalah bulan madu yang banyak tersebar di eropa, terkadang disertai dengan keyakinan yang aneh-aneh dari doktri agamanya. Apakah jika ada sebagian kaum muslimin yang melakukannya, termasuk bentuk meniru kebiasaan orang barat, meskipun hanya melakukan perjalanan di negeri islam?
Semoga Allah memberikan balasan yang terbaik bagi anda..
Kewajiban Mengadakan Walimah
Wajib bagi orang yang menikah untuk menyelenggarakan walimah setelah menggauli isteri, sebagaimana perintah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam kepada ‘Abdurrahman bin ‘Auf dalam hadits yang telah disebutkan sebelumnya dan juga hadits yang telah diriwayatkan oleh Buraidah bin al-Hashib, ia berkata:
لَمَّا خَطَبَ عَلِيٌّ فَاطِمَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّهُ لاَبُدَّ لِلْعَرْسِ مِنْ وَلِيْمَةٍ.
“Tatkala ‘Ali meminang Fatimah Radhiyallahu anhuma ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya merupakan keharusan bagi pengantin untuk menyelenggarakan walimah.’”[1]
“Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menikahiku di bulan Syawwal dan membawaku (kerumah beliau) di bulan Syawwal, siapakah di antara isteri Rasulullah yang lebih beruntung dariku?” Perawi berkata, “Dan ‘Aisyah senang jika para isteri Rasulullah yang lain mulai tinggal serumah dengan beliau pada bulan Syawwal.” [1]
Seorang isteri mengeluh mengapa suaminya sudah semakin jarang mengirim pesanan ringkas berisikan kata-kata cinta, sayang, rindu seperti mula-mula kahwin dahulu. Kalau adapun tidak sehangat dan sekerap dulu. Mungkin hanya sepatah OK, “ya” atau “tidak” sahaja yang tertera di layar telefon bimbit. Apakah dia sudah jemu? Atau cintanya sudah berkurang? Begitulah detik hati si isteri. Kadang-kadang suami sudah semakin mahal dengan senyuman. Kata-katanya boleh dikira. Sudah banyak diam. Pujuk rayu? Ah, jauh sekali.
" cinta merupakan cermin dari seseorang yang sedang jatuh cinta ,untuk mengetahui watak dan kelemah lembutan dirinya dalam citra kekasihnya .Karena sesungguhnya ia tidak jatuh cinta kecuali terhadap dirinya sendiri "